Perencanaan strategis melibatkan berbagai pengambilan keputusan dalam keseharian organisasi dan mengkaitkannya dengan suatu proses yang terintegrasi. Tujuan perencanaan strategis di antaranya:
- untuk menjadikan organisasi lebih efektif dan efisien,
- untuk meningkatkan keuntungan finansial organisasi,
- untuk memberikan dampak yang lebih besar bagi komunitas organisasi, serta
- untuk menjadikan organisasi dari ‘baik’ menjadi ‘luar biasa’.
Suatu rencana strategis yang baik meliputi hal-hal berikut:
- mencerminkan nilai-nilai suatu organisasi,
- menginspirasi perubahan dan perbaikan pada produk-produk dan pasar-pasar yang dituju,
- secara jelas mendefinisikan kriteria untuk mencapai kesuksesan, dan
- membantu semua orang dalam pengambilan keputusan sehari-hari.
Strategi berarti secara sadar memilih untuk menciptakan kejelasan arah organisasi terkait apa yang terjadi dalam suatu lingkungan yang dinamis. Dengan pengetahuan ini, Anda akan berada pada posisi yang lebih baik untuk secara proaktif menanggapi lingkungan yang berubah-ubah. Suatu strategi dikatakan baik apabila:
- menciptakan proporsi nilai yang unik dibandingkan dengan para kompetitor Anda,
- dieksekusi melalui tindakan-tindakan operasional yang menyajikan nilai yang berbeda dan dibuat secara khusus untuk para pelanggan,
- mengidentifikasi secara jelas hal-hal (produk-produk dan layanan-layanan) yang diperlukan dan mengklarifikasi hal-hal yang tidak untuk dilakukan,
- memfokuskan pada aktivitas-aktivitas yang cocok dan mendukung satu dengan lainnya, dan
- mendorong peningkatan berkelanjutan di dalam organisasi dan menggerakkan organisasi menuju visinya.
- 95 persen ‘karyawan pada umumnya’ tidak memahami strategi organisasinya.
- 90 persen organisasi gagal mengeksekusi strategi-strateginya dengan sukses.
- 86 persen tim-tim eksekutif organisasi menghabiskan kurang dari satu jam setiap bulannya untuk mendiskusikan strategi.
- 60 persen organisasi tidak menghubungkan strategi dengan penyusunan anggaran belanja.
Perlu diingat, rencana strategis dan rencana bisnis memiliki konsep yang berbeda. Rencana strategis ada untuk bisnis-bisnis yang sudah berdiri dan para pemilik bisnis yang serius dengan pertumbuhan organisasinya. Rencana strategis membantu organisasi membangun daya saingnya, mengkomunikasikan strategi kepada anggotanya, memprioritaskan kebutuhan-kebutuhan finansial, serta menyajikan fokus dan arah untuk bergerak dari rencana menuju tindakan. Di sisi lain, rencana bisnis ada untuk bisnis-bisnis, proyek-proyek, atau para wirausahawan baru yang serius untuk memulai suatu bisnis. Rencana bisnis membantu para wirausahawan mendefinisikan tujuan bisnis, merencanakan sumber daya manusia dan kebutuhan operasional, berperan penting bila mencari pendanaan, mengukur kesempatan-kesempatan bisnis, serta menyajikan struktur bagi ide-ide.
Untuk dapat menciptakan rencana strategis, Anda perlu melalui proses perencanaan strategis, yang mencakup berbagai aktivitas atau langkah utama, yakni dengan menjawab tiga pertanyaan berikut:
Di mana kita pada saat ini? Pertanyaan ini mengacu pada telaah strategis, misi, dan nilai-nilai organisasi.
Ke mana kita akan menuju? Pertanyaan ini mengarah pada visi dan daya saing organisasi yang berkelanjutan.
Bagaimana cara kita akan sampai pada tujuan? Pertanyaan ini mencakup berbagai metode, seperti menetapkan pencapaian strategis dan tujuan-tujuan organisasi, menyusun strategi-strategi, menentukan prioritas dan tindakan yang perlu dilakukan, menggunakan kriteria dan melakukan pengukuran/penilaian (misalnya scorecard), serta memastikan eksekusi perencanaan organisasi.
Dalam membangun organisasi yang sehat, sistem trial and error sudah ditinggalkan, khususnya di negara-negara maju. Meskipun trial and error merupakan bagian alami dalam proses mengenali produk atau cara berpikir yang baru, namun permasalahan yang ditimbulkan kemudian terlampau besar untuk dapat ditanggulangi atau diterima, termasuk oleh para pemangku kepentingan di dalam organisasi. Hal ini juga diperparah oleh ketidak-sabaran para manajer organisasi, obsesi dengan perspektif-perspektif jangka pendek, serta kegagalan untuk memahami sepenuhnya pentingnya karakteristik strategi yang lebih mendalam dan menyeluruh, terutama dengan adanya berbagai perubahan yang terjadi terkait pemikiran, budaya, organisasi, dan pelaksanaan-pelaksanaan kegiatan di dalam organisasi yang mengikuti perubahan-perubahan tersebut.
Referensi:
- Olsen, E. (2007). Strategic planning for dummies. Indianapolis: Wiley Publishing, Inc.
- Wilson, I. (2003). The subtle art of strategy: Organizational planning in uncertain times. Greenwood Press.
0 komentar:
Posting Komentar